Kamis, 05 Juli 2012

Mengapa Bisnis ONLINE ?


Sebelum mulai mempelajari Tips dan Trik memasarkan produk di Internet, mungkin 

ada baiknya kita berkenalan dulu dengan yang namanya bisnis di internetatau 
bisnis online karena tidak semua orang yang suka berinternet mengerti dan tahu 
tentang bisnis online. 
 
Bisnis Online atau bisnis lewat internet sebenarnya tidak berbeda dengan bisnis 
konvensional.
Kalau pada bisnis konvensional, orang biasanya memiliki toko, kios 
atau kantor untuk memasarkan barang dagangan atau jasa yang ditawarkannya. 
Sedangkan pada bisnis online, seseorang menjajakan barang dagangan atau 
jasanya melalui sebuah website.
 
Calon klien dapat memesan barang atau jasanya 
secara online. Untuk pemesanan barang, barang yang dipesan kemudian 
dikirimkan ke client, atau bila berupa software bisa di download di website tersebut, 
tentunya setelah proses transfer pembayaran dilakukan. 
 
Kelebihan berbisnis lewat internet: 
 
1. Pasar yang luas
Bisnis di internet memiliki jangkauan pemasaran yang tak 
terbatas. Kita dapat memasarkan barang atau jasa yang kita miliki ke seluruh 
penjuru dunia. 
 
2.Sistem pemasaran yang bekerja Nonstop
Website dapat diakses kapan saja 
selama server tempat dimana kita menitipkannya (hosting) tidak mati (down). 
Ini artinya kita akan memiliki sebuah toko yang buka selama 24 jam sehari dan 
7 hari dalam seminggu. 
 
3. Biaya operasional dan modal relatif lebih kecil.
Seperti yang sudah disebutkan 
sebelumnya, untuk membuat bisnis online, kita tidak perlu membeli atau 
menyewa sebuah toko. Untuk berkomunikasi dengan calon klien juga biasanya 
cukup dengan menggunakan email atau menggunakan fasilitas chatting gratis 
seperti Yahoo messenger. 
 
4. Biaya promosi lebih murah
Dibandingkan dengan media lainnya, berpromosi di 
internet jauh lebih murah bahkan banyak pula yang gratis. Untuk memasang 
iklan berbayar di internet pada sebuah situs yang cukup banyak dikunjungi 
orang, kita hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp. 100.000,-untuk 
pemasangan iklan selama sebulan. Bandingkan dengan tarif pemasangan 
iklan di surat kabar, radio, atau televisi. 
 
5.Bisa dijadikan usaha sampingan
Dalam berbisnis online, kita bisa 
melakukannya tanpa harus meninggalkan bisnis atau pekerjaan utama kita. 
Website yang akan menjalankan semuanya. Kita hanya perlu 
mempromosikannya di waktu-waktu senggang kita, selanjutnya tugas kita 
hanya mengecek pembayaran yang seharusnya dilakukan. Atau mengecek siapa
saja yang akan Join di bisnis Online kita.
 
6.Target & segmen pasar yang terus meningkat
Trend pengguna internet  semakin hari semakin meningkat. Internet yang dulu hanya dikenal dikalangan 
terbatas, kini sudah mulai dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, dari anak 
SD hingga mahasiswa, dari ibu-ibu rumah tangga hingga para pekerja.
Internet adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan pendapatan anda, bahkan 
bisa melebihi pendapatan utama anda jika ditekuni secara serius. Dengan 
bergabung bersama SMART Club, kesempatan anda untuk mendapatkan 
pendapatan dari Internet terbuka lebar. 
 
Bisnis Internet Termudah dan Minim Modal 
Bisnis internet yang termudah, minim modal tapi bisa mendapatkan keuntungan 
tak terduga adalah dengan mengikuti program reseller atau afiliasi.
Bergabung di Oriflame bersama SMART club adalah salah satu contohnya.
 
Lalu mudahnya dimana? 
 
Mudah karena dengan bergabung di SMART Club anda tidak perlu memikirkan 
produk dan supportnya, anda tidak perlu membuat serta mengurus sarana dan 
systemnya. Anda hanya perlu mempromosikan SMART club ke orang lain, setelah 
itu anda hanya tinggal menunggu hasilnya. 
Maka dari itu yuk mulai gabung dan daftar di www.smartclubindonesia.com/SITIKHAIRUNNISA
 
Selamat Mencoba,

Tips Menurunkan Berat Badan


Majalah Runners World memberikan 10 tip penting bagi Anda dalam program penurunan berat badan.  Dengan panduan sederhana ini diharapkan kerja keras  Anda menguruskan badan mencapai hasil memuaskan.  Berikut tipsnya :

1.
 Untuk menurunkan 10 pon lemak tubuh dalam setahun, Anda harus mengurangi asupan 100 kalori per hari.  Mengurangi terlalu banyak kalori dari asupan yang direkomendasikan justru akan menurunkan kadar energi dan memicu rasa lapar.  Hal itu juga akan membuat Anda rentan untuk tergoda menyantap makanan berkalori tinggi.

2. Jangan pernah melupakan sarapan.  Makanlah dua jam setelah Anda bangun pagi.

3. Faktanya, Anda seharusnya lebih banyak makanpada saat sarapan.  Tukar atau alihkan sebagian jatah kalori Anda untuk makan malam dengan menumpuk lebih banyak asupan kalori pada saat makan pagi atau siang.

4.  Jangan biarkan diri Anda marasa lapar.  Makanlah setidaknya setiap empat jam.  Supaya jatah kalori untuk sehari penuh tetap terjaga, cobalah untuk membagi porsi makan. Bagi jatah makanan untuk memastikan Anda benar-benar mendapat bahan bakar sebelum dan setelah beraktivitas.  Sebagai contoh, makanlah sebagian jatah sarapan sebelum Anda berjalan kaki di pagi hari dan sisanya bari dihabiskan kemudian

5. Konsumsilah sedikitnya tiga jenis dari empat jenis/kategori makanan pada setiap kali Anda makan.  Empat jenis makanan tersebut adaalah  : 1. Roti, sereal, gandum, 2. buah dan sayuran, 3. susu rendah lemak dan kedelai, 4. daging rendah lemak, ikan dan kacang.  Karbohidrat seperti roti, sereal dan gandum merupakan fondasi  dari setiap makanan Anda, sedangkan protein sebagai pelengkapnya.            

6. Tentukan target penurunan lemak tubuh secara berkala.  Dengan begitu, Anda akan cenderung mencapai lagi berat ideal jika berat badan Anda turun terlalu cepat.

7.  Kalori dalam bentuk cairan dapat meningkatkan dan menyebabkan penambahan berat dengan cepat.  Kurangi kebiasaan mengonsumi minuman kalori tinggi seperti softdrink atau soda, minuman olahraga,  kopi atau alkohol.

8.  Mulailah untuk menyukai makanan alami seprti buah-buahan, sayuran, gandum utuh (whole grain).  Kurangi kebiasaan makanan olahan karena biasanya lebih rendah jumlah serat dan tidak mengenyangkan.

9.  Jika Anda tak bisa menolak makanan cepat saji (fast food), mintalah informasi mengenai kandungan nutrisi sebelum Anda membuat pilihan atau cek lebih dulu infonya melalui website restauran.  Hindari menu-menu dengan kata "fried", "crispy" atau special sauce yang dijamin akan mengandung kalori  tinggi.

10.  Ingatlah. Kalori yang terkandung dalam minuman olahraga, energy bar atau gel yang dikonsumsi selama berolahraga akan menambah asupan kalori meski Anda tetap bergerak.  Konsumsilah hanya ketika diperlukan.      
Udh coba ke dokter/jamu pelangsing tapi malah bikin sakit? Coba dengan Nutrishake dengan varian rasa vanila strawberry lebih nikmat bukan,produk by Oriflame,sehat&mengontrol BB anda, cp:chamutz 210CDB84 email siti_khairun_nisa@yahoo.com  :)
Sumber :
Editor :

Selasa, 29 Mei 2012

pendidikan yang lebih baik

Orang Indonesia, terutama tenaga pengajar dan pendidik wajib baca ini:

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
(copas him. Mahasiswa psikologi ubhara )

Sabtu, 10 Maret 2012

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT'Rekristalisasi dan Titik Leleh'


Percobaan 2
                        PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT      
Rekristalisasi dan Titik Leleh

I.         Tujuan Percobaan
Pada akhir percobaan diharapkan praktikan dapat:
1.      Mengkalibrasi termometer
2.      Melakukan rekristalisasi dengan baik
3.      Memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi
4.      Menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
5.      Memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi

II.      Prinsip Percobaan
       Prinsip pemisahan atau pemurnian dengan teknik kristalisasi didasarkan pada: pertama, adanya perbedaan kelarutan zat-zat padat dalam pelarut tertentu, baik dalam pelarut murni atau dalam pelarut campuran. Dan yang kedua, suatu zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan dengan pelarut dingin.
       Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya. Sublimasi adalah suatu proses dimana zat-zat tertentu bila dipanaskan secara langsung berubah dari bentuk padat menjadi uap tanpa meleleh.

III.   Teori
A.  Pemisahan
       Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanisme atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis, proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

       Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.

1. Metode Pemisahan Sederhana
       Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
2. Metode Pemisahan Kompleks
       Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
·  Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
·  Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.
·  Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.
·  Standar kemurnian yang diinginkan.
·  Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
·  Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

B.     Kalibrasi Termometer
       Termometer adalah suatu alat untuk mengukur suhu. Skala suhu yang paling banyak dipakai didunia adalah skala celcius dengan poin 0untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih.
Metode kalibrasi alat termometer menurut Anders Celcius:
1.      Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.
2.      Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3.      Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi di atas masih digunakan untuk mencari rata-rata skala celcius pada termometer merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring beda tekanan.

C.       Pengertian Kristalisasi
       Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute dalam larutan toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel-partikel padat dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair. Sebagaimana dalam pembentukan kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal tunggal yang besar. Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan penambahan solvent bahan kimia.
       Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi dapat juga dipakai sebagai salah satu cara pemurnian karena lebih ekonomis. Operasi kristalisasi terbagi menjadi:
1.      Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
2.      Pembuatan inti kristal
3.      Pertumbuhan Kristal
 D. Tahapan Kristalisasi
1. Membuat Larutan Lewat Jenuh
       Bila larutan telah mencapai derajat saturasi tertentu, maka di dalam larutan akan terbentuk zat padat kristaline. Oleh sebab itu derajat supersaturasi larutan merupakan faktor terpenting dalam mengontrol operasi kristalisasi.
Cara mencapai supersaturasi:
· Pendinginan
       Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalkan sampai keadaan supersaturasi dimana konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
· Penguapan Solvent
       Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingin. Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
· Evaporasi Adiabatis
       Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang vakum, maka terjadi penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunnya suhu disertai kristalisasi.
· Penambahan zat lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah diendapkan.
2.Pembentukan Inti Kristal
Pembentukan Inti Kristal secara sistematis
"Inti kristal"
Ø Primary Nukleus
Proses pembentukan inti kristal karena larutan telah mencapai derajat supersaturasi yang cukup tinggi.
·   Homogen Nukleus
Nukleus disini pembentukannya spontan pada larutan dengan supersaturasi tinggi, artinya nukleus terbentuk karena penggabungan molekul-molekul solute sendiri
·  Heterogen Nukleus
Pembentukan inti kristalnya masih dalam supersaturasi tinggi, namun dapat dipercepat dengan adanya partikel-partikel asing seperti debu dan sebagainya.
Ø Secondary Nukleus (Contact Nucleation)
Pembentukan inti kristal dengan akibat dari :
·   Tumbukan antar kristal induk
·   Tumbukan antar kristal dengan katalisator
Gambar Alat
"Rangkaian alat Kristalisasi"
       Gambar 4. Rangkaian Alat Kristalisasi
E. Pengertian Kristal
       Bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur (kisi kristal). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain adalah:
1.      Derajat lewat jenuh
2.      Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari Kristal yang ada
3.      Viskositas
4.      Jenis dan banyaknya pengotor
5.      Pergerakan antara larutan dan Kristal

F. Sublimasi
       Sublimasi adalah pemisahan campuran didasarkan atas kemudahan zat untuk menyublim. Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas dan sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan bila zat yang mudah menyublim tercampur dengan zat yang tidak mudah menyublim.

G. Titik Leleh
       Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur dimana terjadinya keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer, prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya intermolekulernya, beberapa molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih tinggi. Angka titik leleh dan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan, keakuratan pada termometer  yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya harus ditentukan untuk memastikan identitas dan kemurniannya.
                 
IV.   Prosedur Kerja
A.  Kalibrasi Termometer
       Mengkalibrasi titik skala 100 termometer dilakukan sebagai berikut: isikan kedalam tabung reaksi besar 10 ml aqua dest, masukkan sedikit batu didih. Klem tabung tersebut tegak lurus, panaskan perlahan sampai mendidih. Posisikan termometer pada uap di atas permukaan air yang mendidih tersebut. Untuk menentukan titik didih yang sebenarnya dari air, harus di periksa tekanan barometer.
B.  Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air
       Timbang 2 gram asam benzoat kotor, masukkan dalam gelas kimia 100 ml, lalu masukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk pelarut (air) dalam keadaan panas sampai asam benzoat tepat larut. Setelah semua senyawa larut, tambahkan sedikit berlebih beberapa ml pelarut panas. Didihkan campuran ini diatas kasa asbes  dengan menggunakan pembakar bunsen. Kemudian campuran panas tersebut dimasukkan sedikit demi sedikit, sekitar 0,5 gram karbon (charcoal) atau norit untuk menghilangkan warna, sambil di aduk dengan kaca pengaduk. Didihkan beberapa saat supaya penyerapan warna lebih sempurna. Siapkan corong penyaring kaca tangkai pendek, lengkapi dengan kertas saring lipat. Pasang labu erlenmeyer bersih untuk menampung filtrat panas. Dalam keadaan panas, tuangkan larutan ke dalam/atas corong secepat mungkin (jangan sampai dingin).
       Jika larutan menjadi dingin dan mengkristal, ulangi pemanasan di atas kasa, dan ulangi penyaringan, sampai semua larutan tersaring. Biarkan filtrat dingin dengan penurunan suhu secara perlahan (diudara terbuka) dan jangan diganggu atau diguncang. Jika sudah lama belum terbentuk kristal, bisa didinginkan erlenmeyer disiram dibawah curahan air kran atau direndam dalam air es. Bila di dalam air es belum juga terbentuk kristal berarti larutannya kurang jenuh, maka jenuhkan dengan cara penguapan sebagian pelarutnya. Jika semua kristal sudah terbentuk dan terpisah, lakukan penyaringan kristal dengan menggunakan corong buchner yang dilengkapi dengan peralatan isap (suction). Cuci kristal dengan corong Buchner dengan sedikit pelarut dingin, satu sampai dua kali. Tekan kristal dengan spatula, sekering mungkin. Tebarkan Kristal di atas kertas saring lebar (kering), tekan sesering mungkin. Timbang Kristal kering dan tentukan titik leleh dengan menggunakan cara kapiler (melting block). Hitung perolehan kembali benzoat murni. Jika trayek leleh masih lebar (lebih dari 1 derajat), ulangi rekristalisasi.
C.  Sublimasi
Tempatkan dalam cawan porselen sekitar 1 gram kamfer kotor. Pasang cawan diatas klem bundar yang cocok. Tutup cawan dengan kaca arloji sehingga seluruh bibir cawan tertutup sempurna (jangan sampai ada uap yang lepas melewati bibir cawan). Letakkan beberapa potongan es dibagian atas kaca arloji (jaga agar air tidak mengganggu sublimasi). Lakukan pemanasan langsung dengan api kecil. Kumpulkan kristal yang menempel di kaca, timbang dan tentukan titik lelehnya.

V.      Alat dan Bahan
ü  Alat:
Gelas kimia                                                 Melting block
Gelas ukur                                                  Corong kaca
Pembakar spiritus                                        Kertas saring
Kasa asbes                                                   Corong buchner
Cawan penguap                                           Neraca analitik
Kaca arloji                                                   Pipa kapiler
Spatula                                                        Penjepit kayu
Batang pengaduk                                         Termometer
Erlenmeyer                                                  Pipet tetes

ü  Bahan:
Asam benzoat
Karbon / norit
Serbuk kamfer
Campuran es-air
Aqua dest
Air kran

VI.   Hasil Pengamatan dan Perhitungan
A.    Kalibrasi Termometer
Dalam 10 ml aqua dest didalam tabung reaksi dipanaskan sampai suhu mencapai 100° C. Kemudian Suhu termometer stabil berada di 92° C - 93° C.
Suhu pertama 93° C pada saat dicoba didalam tabung reaksi
Suhu kedua 92° C pada saat dicoba didalam gelas kimia.

B.     Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air
Kristalisasi yang terbentuk berwarna putih, berbentuk seperti jarum-jarum kecil, berbau khas benzen / bau khas aromatis.
Berat kertas : 0,3872 gram
Berat kertas+kristal : 1,7077 gram
Berat kristal :1,7077-0,3872 = 1,3205 gram
Lalu, kristal di uji kelelehan dengan pipa kapiler
Titik leleh awal : 60° C
Titik leleh akhir (setelah meleleh seluruhnya) : 102° C
Hasil reaksi:
-  Serbuk as. Benzoat larut dalam metanol panas, namun tidak terjadi perubahan  warna pada campuran
-  Terdapat gelembung dari norit tersebut, namun norit tidak larut (tetap dalam bentuk padatan)
-  Larutan menjadi bening karena kotorannya telah tersaring. Tidak terdapat kristal pada saat penyaringan.
-  Dilakukan perendaman dengan es batu selama  semua larutan mengkristal dalam wadahnya.
-  Berat kristal murni asam benzoat setelah di timbang 1,3205 gram

C.     Sublimasi
Berat cawan = 33,7 gram
Berat kamfer = 1 gram + 33,7 gram= 34,7 gram
Berat kertas saring = 0,4 gram
Berat kamfer + kertas saring = 1,3427 gram
Berat naftalen = 1,3427 – 0,4 = 0,9427 gram
Titik leleh kristal naftalen awal = 94° C
Titik leleh kristal naftalen akhir = 50° C
Warna naftalen yang mengkristal = putih kehijau-hijauan
Bau khas kamfer
Warna lelehan naftalen bening tak berwarna
Hasil reaksi:
-  naftalen disublimasià Terbentuk kristal-kristal murni naftalen yang menempel pada dinding-dinding filterflash. Kristal berbentuk monoklin
-   kristal ditimbangàBerat kristal adalah 0,9427 gram

Perhitungan :
% Rendemen Zat Organik
·         Kristalisasi asam benzoat
Diketahui    :
 Masa asam benzoat kotor = 2 gram
Masa asam benzoat murni = 1,3205 gram
Berat zat pengotor = (massa as.benzoat awal – massa as.benzoat murni)
= 2 gram – 1,3205 gram= 0,6795 gram
% Asam benzoat  x 100 %
                             =   x 100 % = 66,025 %
·         Sublimasi pada kamfer (naftalen)
Diketahui    :
Masa naftalen kotor = 1 gram
Masa naftalen murni = 0,9427 gram
Berat zat pengotor = (massa naftalen awal – massa naftalen murni)
= 1 gram – 0,9427 gram= 0,0573 gram
% naftalen   x 100 %
                    x 100 % = 94,27  %

VII.     Pembahasan
A.  Kalibrasi termometer
       Kalibrasi sebuah termometer merupakan penetapan tanda-tanda untuk pembagian skala pada sebuah termometer. Pada percobaan kalibrasi berdasarkan titik didih ini termometer tidak bisa mencapai suhu 100° C pada saat air mendidih, hasil yang didapat Suhu berada di 92° C - 93° C. Faktor yang mempengaruhinya kemungkinan karena rusaknya termometer yang bisa disebabkan oleh pecahnya air raksa didalam tabung termometer, dan juga harus memperhatikan tempat penyimpanan termometer. Harusnya termometer  tidak boleh disimpan di tempat yang basah, di tempat yang lembab, dan panas yang tinggi, tempat yang terkena sinar matahari langsung, area yang dekat peralatan yang panas, lingkungan yang memiliki konsentrasi garam yang tinggi pada udara, tempat yang kotor, serta tempat penyimpanan dimana terdapat gas yang bersifat menghancurkan, dikarenakan termometer akan cepat rusak apabila disimpan ditempat-tempat tersebut.

B.  Kristalisasi Asam Benzoat dalam Air
       Terdapat beberapa cara dalam proses pemisahan dan pemurnian zat yaitu antara lain: kristalisasi, detilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, dan penukaran ion (William,2005). Tetapi yang dilakukan yaitu Rekristalisasi dan Sublimasi yang bertujuan melakukan kristalisasi dengan baik, memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi, menjernihkan dan menghilangkan warna larutan serta memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. Prinsip dari pemisahan dan pemurnian zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan dengan pelarut dingin. Kristalisasi dari zat murni akan menghasilkan Kristal yang identik  dan teratur bentuknya sesuai dengan Kristal senyawanya.
       Pada percobaan ini yaitu mengenai kristalisasi asam benzoat yang dimulai dengan penambahan senyawa yang akan dimurnikan (asam benzoat ) dengan pelarut panas (air). Pelarut panas digunakan karena senyawa padat akan lebih mudah terlarut atau larut dalam pelarut panas dibandingkan dengan pelarut dingin. Karena semakin tinggi suhu pelarut maka energi atau kereaktifannya dalam menguraikan molekul–molekul padatan untuk dapat larut semakin tinggi (kortz,2003). Adapun pelarut panas yang digunakan adalah air, karena air bersifat polar sehingga pada akhir proses kristalisasi akan membentuk asam benzoat murni karena air akan habis menguap. Syarat utama terbentuknya kristal baru suatu larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh. Kondisi lewat jenuh dalah kondisi dimana pelarut mengandung zat terlarut melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan zat terlarut pada suhu tetap (Fessenden,2002).
       Larutan asam benzoat yang terbentuk dipanaskan kembali untuk mempermudah pelarutan asam benzoat. Penambahan norit pada larutan berfungsi untuk menyerap atau mengikat pengotor yang ada pada asam benzoat atau yang dikenal dengan istilah adsorben. Sehingga pada saat disaring didapatkan filtrat yang bening sedikit keruh disebabkan karena zat pengotor ikut tersaring. Pengendapan filtrat dilakukan dengan mendinginkan filtrat (merendam filtrat tersebut dengan air es). Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap kristal asam benzoat sehingga diperoleh berat asam benzoat yaitu 1,3205 gram atau sekitar 66,025 % dari berat awal asam benzoat. Hasil yang didapatkan untuk pengujian terhadap titik leleh asam benzoat, titik leleh awal 60° C dan pada titik leleh akhir yaitu 102° C , hasil yang didapat hampir mendekati titik leleh sebenarnya yaitu 122° C. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang kurang penerangan untuk dapat melihat dengan jelas agar saat pelelehan bisa di lihat dengan benar. Untuk mengetahui apakah asam benzoat yang didapatkan murni atau tidak adalah dengan membandingkannya dengan kristal yang sebelumya. Kristal yang didapatkan lebih bersih dari pada kristal asam benzoat awal.
C.  Sublimasi
       Pada percobaan terakhir yaitu sublimasi pada kamfer (naftalen) kotor. Pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan kristal yang tak bewarna (Riswiyanto,2003). Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya berubah bentuk  (fase) dari padat ke gas. Pada proses sublimasi naftalen, cawan yang sudah di isi dengan zat kamfer (naftalen) kotor diatasnya dipasang kaca arloji, fungsinya untuk melihat perubahan warna pada kamfer namun tetap mengisolasi massa naftalen didalam sistem. Lalu, dilakukan pemanasan dengan api yang kecil sehingga terbentuk kristal-kristal di permukaan bawah kaca arloji yang diletakkan es pada permukaan atasnya, fungsi es yaitu sebagai penyerap kalor dalam gas naftalen agar mengalami rekristalisasi. Pada percobaan diperoleh berat naftalen murni yaitu 0,9427 gram atau sekitar  94,27 %, yang sebelumnya berat naftalen adalah 1 gram, titik leleh naftalen  49° C - 50° C sedangkan di literatur titik leleh naftalen yaitu 79° C - 81° C. Berarti hasil naftalen yang didapatkan tidak benar – benar murni, hal ini dapat disebabkan karena pengaruh lingkungan sekitar sehingga tidak semua pengotor dapat dipisahkan serta tutup cawan pada saat di uapkan tidak tertutup rapat, dan alat ukur yang digunakan. Kristal naftalen yang didapat yaitu dari bentuk kristal yang seperti jarum (monoklin) dan bentuk kristal yang didapatkan lebih tipis dan jernih dari pada sebelum sublimasi.

VIII.  Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Proses pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan kristalisasi dan sublimasi.
2.    Prinsip pemisahan dan pemurnian zat padat dengan teknik rekristalisasi didasarkan pada  adanya perbedaan kelarutan zat padat dalam pelarut murni maupun pelarut campuran.
3.    Pelarut air  sangat cepat melarutkan asam benzoat (dalam keadaan panas) karena air memiliki kepolaran yang tinggi.
4.    Norit berfungsi menyerap zat pengotor.
5.    Pemurnian naftalen dengan sublimasi dikarenakan sifat sifat naftalen yang mudah menguap dan menyublim.
6.      Semakin tinggi suhu pelarut maka energi atau kereaktifannya dalam menguraikan molekul-molekul padatan untuk dapat larut semakin tinggi.
7.      Kristal naftalen berbentuk seperti jarum (monoklin).
8.      Dalam proses ssublimasi, naftalen tidak mengalami perubahan menjadi senyawa lain hanya berubah bentuk (fase) dari padat ke gas.

IX.   Daftar Pustaka
1.    Dirjen POM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia Edisi keempat.1995. Jakarta
3.    Tim Asisten Kimia Organik. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Organik: Laboratorium Kimia Universitas Islam Bandung.
4.    Fessenden dan Fessenden.Kimia Organik Jilid I Edisi Ketiga. 1994. Jakarta:Erlangga.
5.    Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro, PT Kalman Media Pusaka, Jakarta.
6.    http://chemistry35.blogspot.com/2011/08/kristalisasi .html
7.    http://www.scribd.com/doc/47915293/pemisahan_dan_pemurnian _zat